KENDARI, Tirtamedia.id – Stok minyak goreng yang ada di sejumlah toko di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai langka sejak dua bulan terakhir.
Hal itu diketahui, usai Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari melakukan sidang di sejumlah toko penyuplai minyak goreng seperti PT Cinta Damai Insani (Kota Lama), Swalayan Surya (Mandonga), PT Naga Mas (Puwatu), PT Wira Eka (Puwatu) dan Landipo Group (Puwatu).
Ketua Komisi II DPRD Kota Kendari, Andi Sulolipu mengatakan, dari hasil sidak yang dilakukan di toko tersebut, pihaknya tak menemukan timbunan minyak goreng.
“Rata-rata di toko yang kami kunjungi ini stok minyak goreng sejak 2 bulan ini sudah tidak ada,” ujarnya kepada media, Rabu (2/3/2022).
Andi menambahkan, pihaknya juga menemukan sejumlah minyak goreng yang ada dan masih terpajang di toko tersebut. Tapi harganya cukup fantastik, ukuran 900 ML sekitar Rp 80 ribu dan ukuran 1 L atau 2 L bisa mencapai Rp 100 ribu.
Untuk mengantisipasi adanya penimbunan minyak goreng yang berdampak pada tingginya harga pasar, Andi Sulolipu menegaskan kepada para penyuplai agar ikut mengambil peran dalam mendistribusikan minyak goreng termasuk menjaga kestabilan harga minyak goreng.
Bagi para distributor, suplai minyak goreng jangan difokuskan di salah satu titik saja agar tidak terjadi penimbunan. Tapi, harus ada titik-titik tertentu yang akan dituju baik di toko-toko, pasar, swalayan maupun tempat lainnya agar terjadi pemerataan dan masyarakat bisa dapat semua.
“Kita masih cari tahu apa penyebab kelangkaan minyak goreng ini, apakah memang suplay dari pemerintah yang kurang, barangnya sudah masuk tetapi langsung habis atau memang diborong sama pengecer,” bebernya.
Tak hanya itu, Andi berharap agar masyarakat termasuk para penjual gorengan yang biasa membutuhkan stok banyak, bisa bersabar sembari menunggu stok masuk dan kestabilan harga jual.
“Infonya dari toko dan gudang, sekitar bulan depan baru masuk lagi,” pungkasnya.
Penulis: Herlis Ode Mainuru