KENDARI, tirtamedia.id – Hutan Mangrove yang ada dalam kawasan Konservasi Suaka Marga Satwa Tanjung Amolengo, Desa Amolengo, Kecamatan Kolono Timur, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi tenggara, menjadi sumber ekonomi bagi kelangsungan hidup petani dan nelayan.
Mayoritas warga bergantung hidup dari aktivitas budidaya ikan dan kepiting serta bertani kelapa dan jambu mete, di sekitar area konservasi. Melestarikan kawasan mangrove adalah upaya mereka menjaga air tetap jernih dan tanah tetap subur sebagai sumber mata pencahariannya.
“Mangrove di sini manfaatnya banyak sekali untuk kami. Dari mangrove banyak penghasilan yang kami bisa dapat, seperti kepiting, ikan mudah didapat, hasil panen di kebun bagus, sehingga hasilmya sangat membantu untuk biaya kebutuhan hidup,” ujar petani hutan, Laila (45 tahun), Rabu (18/8).
Kadir juga mengatakan, mangrove dalam wiayah konservasi itu juga menjadi tempat mereka mencari madu, sarang madu umumnya didapatkan di pohon bakau, madu yang dihasilkan dari hutan mangrove diolah oleh warga dalam botol kemasan berukuran 600 ml dan dijual seharga Rp.120 ribu sampai Rp.150 ribu perbotol. Kelestarian hutan mangrove memberikan dampak tersendiri bagi para pencari madu.
“Jadi harus kita jaga sama-sama mangrove ini, tidak boleh ada perambahan hutan mangrove karena di sini ada madu yang bisa kita ambil dan olah untuk dijual,” kata Kadir.
Sementara itu, untuk mendukung upaya masyarakat setempat melestarikan hutan area konservasi, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sultra, menyediakan 3.300 bibit mangrove jenis Bruguera SP, untuk ditanam dilahan seluas 1 hektar.
“Bibit ini penting bagi petani karena mereka memegang peran penting dalam pelestarian hutan konservasi di wilayah pesisir, penanamannya sekaligus kita lakukan untuk memperingati hari kemerdekaan,” jelas Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sultra, Rabu (18/8) pagi.
BKSDA Sultra mencatat, kawasan suaka margasatwa tanjung amolengo yang ditargetkan seluas 20 hektar tahun 2021 ini untuk dilakukan penanaman.
Suaka marga satwa Tanjung Amolengo juga dikenal sebagai habitat Anoa, dengan tipe ekosistem hutan dataran rendah dan hutan mangrove seluas 605 hektar.
“Masyarakat juga harus kita bina agar selalu dapat memanfaatkan keuntungan ekonomi dari keberadaan hutan mangrove dengan baik,”lanjutnya.
Tak hanya bermanfaat bagi kelangsungan hidup masyarakat, hutan Mangrove juga untuk melindungi pantai dari erosi, sehingga hempasan gelombang laut tidak langsung menerjang dataran yang dapat memyebabkan erosi dan longsor, Mangrove dapat melindungi masyarakat pesisir.
Penulis : Muhammad Anca