KONAWE UTARA, Tirtamedia.id – Berkat dukungan dan partisipasi dari sejumlah perusahaan tambang, pembangunan Masjid Fastabiqul Khoirot yang terletak di Desa Molore Pantai, Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) tidak lama lagi akan segera rampung.
Masjid yang digadang-gadang akan menjadi salah satu tempat ibadah termegah di Konut ini, telah menelan anggaran miliaran rupiah.
Kendati membutuhkan anggaran yang begitu besar, masyarakat tidak perlu khawatir, pasalnya sejumlah perusahaan ternama ikut mengambil peran dalam melancarkan pembangunan tempat ibadah itu.
Masjid Fastabiqul Khoirot baru-baru ini kembali mendapatkan bantuan dana ratusan juta rupiah dari sejumlah perusahaan tambang, melalui panitia penyerahan bantuan yang telah dibentuk.
Sekretaris panitia bernama Irham menyebut, perusahaan itu adalah PT Stargate Pasific Resources (SPR), PT Makmur Lentari Primatama (MLP), PT Indra Bakti Mustika (IBM) dan PT Adhi Kartiko Pratama (AKP).
“Kalau PT SPR uang tunai Rp 292 juta, PT MLP uang tunai Rp 200 juta, PT IBM uang tunai Rp 200 juta, dan PT AKP uang tunai Rp 175 juta,” ujar Irham dalam sambungan telepon, Minggu (20/3/2022).
Irham menyebut, masjid ini mulai dikerjakan pada bulan Maret 2020 lalu. Total anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 2,4 miliar. Pembangunan masjid ini pernah difasilitasi oleh PT Tiran Mineral. Saat itu, perusahaan tersebut menjanjikan masyarakat akan terus memberikan bantuan sampai tuntas.
“Untuk RAB keseluruhan pembangunan masjid sebesar Rp 2,4 miliar yang di mana awalnya PT Tiran Mineral menyampaikan akan memberikan bantuan masjid sebesar Rp 2,4 miliar sampai tuntas pembangunan, tapi komitmen itu tidak dijalankan sesuai penyampaian dari pimpinan perusahaan itu,” bebernya.
Akibatnya, penyelesaian masjid Fastabiqul Khoirot jadi terkendala. Kendati demikian, masyarakat tidak perlu ragu sebab ada bantuan dari beberapa perusahaan lainnya lingkar tambang di Konut.
“Ini adalah bentuk komitmen kami terhadap masyarakat dan pembangunan di daerah Konut, saat ini sudah mencapai 80 persen proses penyelesaian,” pungkasnya.
Penulis: Herlis Ode Mainuru