KENDARI, tirtamedia, – Dengan peralatan seadanya menggunakan sepatu karet dan ember, Hendro (50 tahun) Kepala Seksi Kebersihan Teluk dan Pesisir, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Kendari, memimpin 17 orang rekannya turun ke teluk memungut sampah yang berserakan disepanjang pesisir teluk Kendari.
Menurut Hendro, Permukaan air surut di pagi hari lebih memudahkan mereka bekerja dibanding saat air pasang. Keadaan itu juga membuat sampah lebih jelas terlihat.
“Ini bisa kita lihat sendiri, botol plastik, sampah rumah tangga, penuh di sini. Jarak air surut dari tepi sampai ke tengah teluk itu bisa 100 meter jauhnya tapi sampah dimana-mana,” ujar Hendro, Minggu (15/8/2021).
Meski air surut, namun tidak berpengaruh pada area waduk yang telah ditanggul, ketinggian air area waduk setinggi leher orang dewasa mengharuskan mereka berendam memungut sampah.
“Dalam air di situ lumpurnya saja sampai lutut, kita juga tidak ada life jaket (pelampung) untuk ambil sampah yang tergenang di tengah waduk itu, tapi sudah tanggung jawab kami makanya diusahakan,” tuturnya.
Hendro mengatakan, sampah botol plastik, kemasan makanan cepat saji dan potongan kayu yang dikumpulkan bisa mencapai setengah ton atau 500 Kg dalam sehari.
Penyebab Sampah Menumpuk
Kata Hendro, ada enam kanal atau jembatan yang menghubungkan aliran sungai ditengah pemukiman menuju teluk, saat hujan reda sampah rumah tangga kerap menumpuk dibawah jembatan.
Selain itu, saat akhir pekan, sampah dari akitvitas warga yang mengunjungi pesisir teluk untuk berwisata kuliner di malam hari disinyalir menjadi penyebab lain.
“ya sudah begitu, kita juga sudah sering kasi tau ini penjual makanan dan minuman supaya menjaga kebersihan masing-masing, tapi tidak ada perubahan, tetap banyak itu sampah,” jelasnya.
Sementara itu, Fatma (56 tahun) salah seorang warga Kelurahan Watu-watu, Kecamatan Kendari Barat, menyebut warga sudah saling mengingatkan, namun karena tidak adanya mobil angkutan yang mengangkut sampah ke dalam pemukiman diduga jadi sebab warga acuh dan tetap membuang sampah di sungai.
“Kalau kita yang tinggal dekat jembatan, masih dekat dengan bak sampah, tapi tidak tau kalau sudah di dalam lorong sana,” ungkapnya.
Fatma menambahkan, bau tidak sedap ketika air surut juga kerap dirasakan, warga pun sudah sering melakukan kerja bakti membersihkan sampah dilingkungan sekitar.
“pokoknya kalau air surut, sampah yang tertinggal dipinggir terhambur di mana-mana,” imbuhnya.
Petugas DLHK kota Kendari masih akan terus mengangkut sampah yang mencemari wilayah pesisir teluk sebagai ikhtiar menjaga kebersihan pesisir teluk Kendari.
Penulis : Muhammad Anca