KENDARI, Tirtamedia.id – Ribuan ikan mendadak mati di pesisir Pantai Nambo, Kecamatan Nambo, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Selasa, 25 Januari 2022.
Peristiwa itu membuat warga sekitar geger dan beramai-ramai mendatangi Pantai Nambo untuk melihat, serta mengambil ikan-ikan tersebut.
Sejumlah pihak menduga, fenomena itu terjadi akibat dampak pencemaran lingkungan dari aktivitas tambang yang ada di wilayah itu.
Akademisi Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Prof Aslan menduga, fenomena itu terjadi akibat terlalu banyak plankton yang sangat berbahaya bagi ekosistem ikan.
“Jadi dari segi akademisi, saya melihat penyebab utama matinya ribuan ekor ikan di Pantai Nambo itu ada dua faktor. Pertama karena faktor alam, yang kedua diduga karena adanya pengolahan lingkungan akibat aktivitas yang mungkin saja tambang yang ada di sekitar perairan tersebut,” ungkap Aslan, Kamis (27/01/2022).
Aslan menambahkan, pada faktor alam, kemungkinan bisa terjadi karena adanya faktor musiman dan bisa juga terjadi karena adanya faktor siklus nutrien yang ada di perairan tersebut.
“Kalau musiman berarti perlu menelusuri kejadiannya itu berulang setiap tahun atau tidak. Dan kalau sebelumnya tidak ada, berarti faktor lain yaitu bisa saja adanya nutrien,” ujarnya.
Aslan menjelaskan nutrien merupakan salah satu zat yang berbahaya bagi ikan yang disebabkan adanya pupuk tambang yang berlebihan, sehingga terjadi pembludakan nutrien yang berubah menjadi zat beracun.
“Makanya kalau ada penelitian, kita akan pantau itu. Apakah perairan di sekitar pantai sudah tercemar oleh plankton yang disebabkan karena adanya aktivitas-aktivitas pertambangan,” ucap Aslan.
Ia juga mensinyalir dampak dari aktivitas tambang pasir di sekitar wilayah Pantai Nambo, menjadi salah satu penyebab ribuan ikan tersebut mati.
Aslan berharap dengan kejadian ini, pemerintah dapat segera melakukan penelitian. Sebab jika hal ini dibiarkan akan berdampak pada masyarakat yang mengkonsumsi ikan.
“Kita harapkan pemerintah dapat meninjau kembali kawasan rencana tata ruang wilayah (RTRW), sebab di pesisir Pantai Nambo diketahui tidak diperuntukkan untuk kawasan pertambangan. Tapi untuk kawasan pariwisata,” pungkasnya.
Penulis: Husni Mubarak