KENDARI, tirtamedia.id – Cuaca panas ekstrim yang terjadi saat ini di Sulawesi Tenggara (Sultra), diakibatkan oleh naiknya permukaan suhu air laut yang terjadi di samudera Pasifik secara global.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala BPBD Sultra, Muhammad Yusup saat ditemui oleh awak media di ruang kerjanya, Rabu (4/10/2023).
Yusup mengatakan, berdasarkan data yang diperoleh dari BMKG bahwa terdapat 7 daerah yang terdampak di Sultra, dikategorikan waspada dan awas.
“Kategori waspada itu di wilayah daratan, dan kategori Awas itu di wilayah Kepulauan,” ujarnya.
Ia menyebutkan, 7 daerah yang terdampak di Sultra meliputi Kolaka Timur, Kolaka Utara, Konawe, dan Konawe Selatan yang dikategorikan Waspada.
Sedangkan untuk daerah awas atau Zona Merah, di daerah Buton, Kepulauan Muna tepatnya di bagian Buton Tengah Lakudo, dan Bombana di Kabaena.
“Tiga daerah yang zona merah itu dikarenakan sudah terjadi kekurangan permukaan air tanah sehingga dikhawatirkan terjadi kekeringan,” ungkapnya
Hal yang dikhawatirkan, lanjut ia, terjadinya kebakaran hutan. Untuk itu ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran, terutama di daerah yang dikategorikan Zona Merah atau Awas.
“Olehnya itu, kita mengimbau kepada pemerintah daerah yang masuk Zona Merah untuk mengeluarkan status darurat kekeringan, dan melakukan upaya langkah-langkah antisipatif,” imbuhnya.
Reporter : Dandy