KENDARI, tirtamedia.id – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) memprediksi cuaca ekstrem masih akan melanda wilayah Sultra hingga Minggu, 15 Agustus 2021.
Cuara ekstrem itu berupa, curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang, berpotensi terjadi di beberapa wilayah di Sultra.
Prakirawan cuaca BMKG Sultra, Rino Indra Natsir mengungkapkan, potensi itu dapat terjadi karena Sultra merupakan provinsi yang mempunyai wilayah daratan dan kepulauan yang terletak di antara Teluk Bone pada bagian barat, Laut Banda pada bagian timur, dan Laut Flores pada bagian selatan. Sehingga posisi itu sangat berdampak terhadap dinamika atmosfer yang bervariasi.
“Dari hasil analisis dinamika atmosfer hari ini, terpantau adanya daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di wilayah Sultra. Bersamaan dengan itu, massa udara basah lapisan rendah terkonsentrasi di wilayah Sultra, hingga lapisan 700 mb mencapai 70 sampai 90 persen,” ujarnya.
Tidak hanya itu, index labilitas ringan sampai sedang dan pola konvektif skala lokal di wilayah Sultra serta suhu muka laut yang hangat di sekitar Sultra, utamanya di wilayah Laut Banda. Sehingga menambah pasokan uap air yang mendukung pembentukan awan hujan di beberapa kabupaten di Sultra.
Beberapa wilayah yang kemungkinan akan mengalami cuaca ekstrem yakni, Kota Kendari, Konawe, Konawe Selatan (Konsel), Konawe Utara (Konut) dan Kolaka Timur (Koltim). Cuaca ekstrem akan berlangsung tanggal 13 Agustus dan tanggal 15 Agustus 2021.
Sementara itu, potensi cuaca berupa angin kencang yang dapat mencapai kecepatan diatas 15 knot, sehingga berpotensi terjadi gelombang 1,25 sampai 2,5 meter (kategori gelombang sedang) terjadi di wilayah perairan Banggai bagian selatan, perairan Teluk Tolo bagian barat dan timur, Perairan Manui Kendari bagian barat, perairan Baubau bagian utara, perairan Baubau bagian selatan, perairan utara Wakatobi dan perairan selatan Wakatobi.
Serta tinggi gelombang 2,5 sampai 4,0 meter (kategori gelombang tinggi) terjadi di wilayah perairan Manui Kendari bagian timur, Laut Banda Timur Sultra bagian utara, timur, barat dan selatan.
BMKG mengimbau, masyarakat tetap waspada khususnya terhadap dampak curah hujan tinggi yang dapat memicu bencana seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, angin kencang, hingga pohon tumbang. Juga terhadap risiko terhadap gelombang dan keselamatan pelayaran yang beraktivitas di pesisir area yang berpelung terjadi gelombang tinggi, yakni perairan Manui Kendari dan Laut Banda Timur Sultra.
Penulis: Fahmi