Aceh, tirtamedia.id – Tim Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU) resmi membuka kembali Jembatan Krueng Tamiang pada Sabtu, (27/12/2025). Pembukaan ini mengakhiri kemacetan panjang setelah jembatan tidak lagi dipakai sebagai lokasi pengungsian.
Petugas lapangan bekerja intensif membersihkan material banjir yang menutup badan jembatan untuk memastikan jalur distribusi logistik Medan–Aceh dapat beroperasi normal. Upaya pemulihan infrastruktur ini menjadi bukti keseriusan kementerian dalam menangani dampak banjir bandang di Provinsi Aceh.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.5 Provinsi Aceh, Ardian Adhitama, menyatakan akses sudah kembali dibuka setelah jembatan sebelumnya dipakai sementara sebagai tempat penampungan warga terdampak banjir sehingga menimbulkan hambatan lalu lintas.
“Mulai hari ini akses sudah dibuka. Kemarin-kemarin Jembatan Krueng Tamiang dipakai untuk pengungsian, dan itu menjadi salah satu sumber kemacetan karena aksesnya terbatas,” kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.5 Provinsi Aceh, Ardian Adhitama.
Pemerintah juga segera memindahkan pengungsi ke lokasi relokasi baru agar arus kendaraan di jalur utama tidak terganggu. Seiring bersihnya badan jembatan dari tenda-tenda darurat milik masyarakat terdampak, aktivitas transportasi mulai pulih meski belum sepenuhnya normal.
“Mudah-mudahan mulai hari ini semakin lancar dengan dipindahkannya pengungsian dari atas jembatan ke relokasi yang baru. Untuk aktivitas warga juga sudah mulai berjalan, walaupun belum sepenuhnya normal,” jelasnya.
Mempercepat pembersihan, Kementerian PU mengerahkan 26 unit ekskavator ditambah puluhan alat berat lain. Tim teknis menyisir titik-titik rawan longsor dan lokasi-lokasi yang masih menyisakan material tebal agar tidak ada hambatan bagi mobilitas kendaraan logistik.
Tim di lapangan bekerja bergantian sepanjang hari, mulai pagi hingga sore, lalu dilanjutkan pada jam malam agar progres pembersihan tetap berjalan cepat.
“Kita bekerja siang malam di tempat. Jadi untuk yang ngisi siang, kita mulai dari sekitar pukul 08.00 sampai pukul 05.00 sore, habis itu kami istirahat dan dimulai di sekitar pukul 08.00 malam sampai sekitar 11.00 malam,” ungkapnya.
Selain perbaikan jalan, Bina Marga memperluas penanganan ke pasar dan fasilitas umum. Petugas gabungan membantu warga membersihkan lumpur di area perdagangan supaya kegiatan ekonomi cepat bangkit kembali.
“Kami kemarin juga sudah membantu pembersihan di pasar-pasar agar aktivitas masyarakat bisa segera kembali berjalan,” katanya.
Pihak kementerian memastikan, jalan nasional Medan-Aceh Tamiang sebenarnya sudah mulai bisa diakses secara fungsional dalam beberapa waktu terakhir. Namun, petugas tetap harus waspada menangani sejumlah kendaraan yang mogok di tengah jalan akibat terendam banjir bandang.
“Jadi secara keseluruhan untuk jalan nasional sudah cukup lama fungsional dan bisa diakses secara penuh. Namun pada awalnya memang terkendala mobil-mobil yang masih mogok dan rusak karena banjir. Saat ini sudah fungsional semua, sudah lancar semua,” kata Ardian.
Warga Bukit Rata, Rini Puji, menyampaikan apresiasi mendalam atas kerja cepat tim Bina Marga yang sigap membersihkan timbunan lumpur di pemukiman. Berkat bantuan tersebut, ia bisa segera menata usaha kecilnya dan melanjutkan mata pencaharian.
“Seminggu setelah itu mulai datang ngorek-ngorek. Petugas gabungan, PU semua mengorek. Ya gotong royong lah, Bang. Masing-masing yang punya tempat, masing-masing bersihkan,” kata Rini.
Keberhasilan petugas memulihkan akses jalan menumbuhkan kembali harapan Rini untuk menjalankan usaha kecil demi mencukupi kebutuhan keluarganya. Ia sangat mensyukuri bantuan semua pihak yang telah bahu-membahu bekerja sehingga aktivitas ekonomi warga kini mulai menunjukkan tanda-tanda kemajuan.
“Udah alhamdulillah. Makanya bisa kami buka jualan ini. Alhamdulillah udah mendingan sedikit-sedikit,” tuturnya dengan nada syukur melihat lingkungannya kini kembali bersih dan fungsional.
Fokus kerja saat ini diarahkan ke wilayah Lubuk Sidup, tempat masih terdapat timbunan material tebal. Ardian optimistis pengerjaan di kawasan itu akan rampung dalam beberapa hari ke depan sehingga seluruh akses warga kembali terhubung.
“Kita ada di Lubuk Sidup, sampai sekarang masih berproses. Mudah-mudahan tiga hari ini bisa tembus,” ujarnya.
Prioritas lain adalah pemulihan fasilitas pelayanan publik seperti Puskesmas dan kantor pemerintahan. Kehadiran alat berat di titik-titik layanan kesehatan membantu mempercepat kembalinya fungsi pelayanan medis yang sempat terganggu.
“Penanganan juga kami lakukan di perkantoran maupun tempat-tempat yang dirasa warga membutuhkan, seperti Puskesmas, juga kami bantu untuk pembersihan,” katanya.
Ardian menegaskan proses pemulihan berjalan sinergis tanpa sekat sektoral, petugas, rekanan, dan masyarakat setempat bekerja bersama untuk mempercepat normalisasi infrastruktur dan pemulihan sosial di Kabupaten Aceh Tamiang.
“Kami dibantu tim-tim lain dan pihak-pihak lain yang saling bekerja sama. Tidak ada unsur sektoral, semuanya bahu-membahu untuk membersihkan Aceh Tamiang,” ujar Ardian.
Redaksi







