KENDARI, tirtamedia.id – Ancaman kerusakan lingkungan terutama pada wilayah pesisir belum menjadi hal penting bagi industri jasa keuangan.
Namun ini tidak bagi lembaga institusi raksasa finansial di negeri ini yakni, Astra Financial.
Astra Financial merupakan divisi jasa keuangan Astra yang menghadirkan layanan One Stop Financial Solution, tidak hanya hadir menjadi solusi bagi keuangan, tapi juga hadir menjadi solusi mengatasi ancaman ekosistem maritim di Indonesia, salah satunya wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra).
Daerah ini, kehidupannya sangat melekat dengan ekosistem maritim. Wakatobi memiliki perairan laut luas dan biru, Kota Kendari denyut nadi ekonominya banyak bergantung di kawasan pelabuhan, serta gugusan pulau pulau yang indah di Labengki, Kabupaten Konawe Utara.
Bagi Astra Financial, ancaman kerusakan wilayah pesisir, juga menjadi ancaman nyata keberlanjutan bisnis.
Ancaman nyata ini memicu kesadaran baru dan menjadi motor penggerak Astra Financial, mengambil langkah strategis yang relevan langsung dengan isu-isu daerah pesisir seperti Sultra.
Astra Financial, yang selama ini hadir dengan layanan One Stop Finansial Solution, untuk memudahkan pelayanan nasabah, kini solusi itu juga hadir untuk kelestarian lingkungan tempat nasabah melakukan aktivitas kehidupan.
Langkah strategis ini, Astra Financial, bergerak pada jalur saling melengkapi, membenahi hulu (sistemik), dan melindungi hilir (aksi langsung).
Hal ini menjadi penegasan bahwa, Astra Financial benar-benar telah hadir menjadi solusi bagi ancaman terbesar ekosistem laut seperti di Wakatobi, yakni pemanasan global bersumber dari emisi karbon.
Mereka menyerang masalah ini dari akarnya di darat melalui portofolio bisnis, teruma sektor mobilitas.
Astra Financial, melalui ACC dan TAF, secara agresif mendorong adopsi kendaraan listrik (EV) dan hybrid.
Presiden Direktur ACC, Hendry Christian Wong menjelaskan, mereka tidak hanya melihat transisi ke electric vehicle sebagai tren, tapi sebagai keharusan.
“Peran kami adalah menghilangkan hambatan finansial. Kami secara proaktif merancang skema pembiayaan yang membuat adopsi kendaraan rendah emisi, menjadi lebih mudah diakses oleh masyarakat,” jelas Hendry.
Menurutnya, mempermudah adopsi EV, mereka berkontribusi pada pengurangan emisi nasional.
Hal ini menjadi kabar baik bagi Sultra, sebab berkurangnya laju pemanasan global berarti memberi napas lebih panjang bagi terumbu karangnya.
Presiden Direktur TAF, Agus Prayitno Wirjawan menambahkan, bahwa masa depan mobilitas adalah hijau, dan TAF ingin menjadi akselerator-nya.
“Kami berkomitmen penuh untuk mendukung infrastruktur dan adopsi kendaraan elektrifikasi sebagai investasi jangka panjang bagi lingkungan,” ujarnya.
Inilah komitmen Astra Financial, bergerak pada dua jalur yang saling melengkapi, membenahi hulu dan melindungi hilir. Di mana mereka tidak hanya bicara EV di kota besar, tapu “turun ke lumpur” menanam mangrove.
Langkah strategis ini dilakukan Astra Financial, melalui jaringannya FIFGROUP, untuk menjangkau sampai pelosok dengan fokus restorasi ekosistem.
Menurut Direktur Utama FIFGROUP, Margono Tanuwijaya, bisnis harus tumbuh bersama lingkungan dan masyarakat.
“Program penanaman pohon dan restorasi mangrove yang kami lakukan secara masif di berbagai titik di Indonesia adalah bukti bahwa kami ingin menanam masa depan, mengembalikan apa yang telah kami ambil dari alam, dan membangun resiliensi komunitas terhadap perubahan iklim,” ujar Margono.
Dijelaskan, bahwa mangrove adalah pertahanan alami terbaik melawan abrasi dan tsunami mini. Hutan bakau, juga menjadi “rumah sakit” bagi ikan, kepiting, dan udang, penopang langsung dapur dan ekonomi nelayan lokal.
Program restorasi mangrove adalah “benteng” kehidupan bagi wilayah seperti Kendari, dan pesisir Sultra.
Langkah strategis yang didorong Astra Financial, menjadi lingkaran utuh. “One Stop Financial Solution” benar-benar membiayai transisi hijau di darat (EV), untuk melindungi laut dari pemanasan, dan menanam benteng hijau (mangrove) di pesisir untuk melindungi daratan dan lautan.
Komitmen Astra Financial bergerak pada dua jalur yang saling melengkapi, benar-benar solusi bahwa air atau laut di Sultra, menjadi sumber kehidupan, bukan sumber bencana.
Asdar
Redaksi







