KENDARI, Tirtamedia.id – Pecah tangis warnai pelaksanaan vaksinasi perdana di SDN 2 Kendari dan SDS Katolik Pelangi untuk anak umur 7-11 tahun di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Rabu (19/1/2022).
Di SDN 2 Kendari yang berlokasi di Jalan Panjaitan, Kelurahan Lepo-Lepo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, beberapa anak terpantau menangis histeris sambil memeluk orang tua atau wali yang mendampingi mereka.
Anak-anak tersebut menangis lantaran takut saat melihat jarum suntik. Sejumlah petugas pun sempat kewalahan saat akan hendak memberikan suntikan dosis vaksin.
Di SD Katolik Pelangi yang terletak di Jalan Saranani, Kelurahan Kemaraya, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari Barat, siswa-siswi yang di vaksin mengalami hal yang sama.
Bahkan, usai divaksin ada siswa yang langsung tertidur karena mengantuk usai mendapat suntikan vaksin jenis sinovac.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, drg Rahminingrum mengatakan, petugas memang harus bekerja keras untuk bisa membujuk siswa yang akan di vaksin.
“Namanya anak-anak pasti takut disuntik. Apalagi sudah lihat teman yang menangis, makanya ikut-ikutan menangis. Tapi sudah ada dokter anak juga yang tangani,” ujarnya saat ditemui.
Kendati demikian, pelaksanaan vaksinasi perdana ini berjalan lancar. Orang tua siswa sangat antusias mengikuti vaksinasi itu. Mereka secara sadar diri mendampingi anaknya agar bisa terhindar dari wabah pandemi Covid-19.
Di tempat yang sama, Kapolres Kendari, AKBP Didik Erfianto mengatakan, pihaknya sudah membekali petugas yang berjaga agar anak-anak tersebut tidak takut divaksin.
Meski menangis, sambungnya, namun berkat salah satu strategi petugas semua bisa terlaksana dengan baik.
“Kami ajak cerita anak-anak ini. Saya tanya namanya, kelas berapa, cita-citanya dan beberapa pertanyaan lainnya. Saat anak-anak ini kita tanya dan alihkan perhatiannya, petugas mulai memberikan suntik vaksinasi. Jadi, mereka tidak akan sadar kalau sudah di vaksin,” ujarnya.
Tak hanya itu, ada permen yang diberikan kepada anak-anak tersebut. Mereka mau menjalani vaksin karena diberi permen, dan saat disuntik mereka fokus dengan permen tersebut.
Sementara itu, salah satu orang tua siswa bernama Harmawati mengaku, anaknya menangis dan ketakutan, lantaran siswa yang berdekatan dengan anaknya menangis.
“Akhirnya dia ikut menangis. Tapi kan ini demi kebaikan anak-anak kami. Tidak ada paksaan juga dari pihak sekolah. Saya mau memang anak ku di vaksin,” katanya.
Dia berharap, pasca vaksinasi anak ini dilakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka langsung di sekolah bisa berjalan normal.
Penulis: Herlis Ode Mainuru