KENDARI, tirtamedia.id – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal, akibat aktivitas sesar Kendari segmen North di tenggara Puuwatu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Hal itu disampaikan Kepala BMKG Kendari, Rudin dalam siaran persnya, Rabu 1 September 2021. Ia menyebutkan, analisis itu berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter.
Menurutnya, guncangan gempabumi ini dilaporkan dirasakan di Kendari dan Puuwatu dengan Intensitas III – IV MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Getaran terasa seakan akan ada truk berlalu dan Jendela Kaca Bergetar).
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami,” ungkapnya.
Hasil monitoring BMKG, lanjutnya, hingga pukul 16.10 WITA, menunjukkan belum terjadi aktivitas gempabumi susulan.
BMKG mengimbau, masyakarat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” ujarnya.
Sebelumnya, gempabumi tektonik bermagnitudo 3,6 mengguncang Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Rabu 1 September 2021 sekira pukul 15.50 WITA.
Hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sultra, koordinat gempa berada di 3.97 LS, 122.47 BT atau 0.5 kilometer tenggara Puuwatu, Kota Kendari di kedalaman 5 kilometer.
Dari pantauan tirtamedia.id, masyarakat Kota Kendari berhamburan keluar dari rumah untuk menyelamatkan diri. Sejumlah pengunjung di beberapa warung kopi (Warkop) yang ada di wilayah Mandonga, juga ikut berlarian untuk menyelamatkan diri.
Penulis: Fahmi