KENDARI – Selain pengemudi ojek online (ojol), puluhan warga juga mengaku terdampak setelah mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite yang diduga oplosan. Rabu (5/3/2025).
Arlan, salah satu warga, mengaku harus mengeluarkan biaya tambahan untuk memperbaiki motornya setelah mengalami gangguan pada kendaraan usai mengisi BBM tersebut beberapa hari lalu. Ia terpaksa mencuci karburator dan menguras tangki bahan bakar karena motor yang dikendarainya tidak stabil.
“Saya juga kena dampak. Terpaksa harus cuci karburator dan kuras tangki,” ujarnya, Rabu (5/3/2025).
Arlan menambahkan, saat berada di bengkel, ia melihat sejumlah warga mengalami masalah serupa.
“Di bengkel tadi, ada juga lima motor lain yang menguras BBM karena mogok,” katanya.
Sementara itu, hasil inspeksi gabungan yang dilakukan oleh kepolisian, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sultra, serta Pertamina Kendari tidak menemukan indikasi adanya BBM yang dioplos.
Sales Branch Manager Pertamina Patra Niaga, Ferdi Fajrin, menegaskan bahwa secara visual, kualitas Pertalite tetap sesuai standar. Dari segi density atau massa jenis, BBM tersebut masih memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas).
“Secara visual, kualitas Pertalite tetap sesuai standar. Namun, untuk memastikan lebih lanjut, kami akan melakukan uji laboratorium,” kata Ferdi.
Meskipun sidak telah dilakukan di empat SPBU, yakni Saranani, THR, Rabam, dan Ade, warga masih mempertanyakan asal BBM yang mereka beli beberapa hari lalu. Sejumlah pengguna kendaraan mengaku dirugikan akibat motor mereka mengalami gangguan setelah mengisi Pertalite di SPBU tertentu.
Hingga saat ini, masyarakat masih menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan penyebab gangguan pada kendaraan mereka.(*)