BUTON UTARA, tirtamedia.id – Peningkatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buton Utara (Butur) dari tipe D menjadi tipe C resmi dimulai. Hal ini ditandai dengan groundbreaking pembangunan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin, Jumat (20/6/2025).
Peningkatan status ini, sebagai bagian dari program prioritas Presiden Prabowo dalam pemerataan layanan kesehatan di wilayah terpencil.
Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Wagub Sultra), Hugua, menyampaikan apresiasi mendalam atas kunjungan Menkes dan dukungannya terhadap pembangunan sektor kesehatan di Sultra, khususnya di Kabupaten Buton Utara yang selama ini masih terkendala infrastruktur.
“Kami atas nama Pemprov dan masyarakat Sultra, khususnya di Butur, menyampaikan terima kasih kepada Bapak Menkes yang kembali hadir di Bumi Anoa, membawa semangat dan berkah pembangunan,” ujar Hugua dalam sambutannya.
Ia menegaskan, salah satu isu utama yang menjadi perhatian pemerintah daerah adalah pembangunan manusia, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan. Penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai dinilai sangat penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas layanan yang efektif dan efisien.
“Butur merupakan daerah yang cukup terisolasi. Maka kehadiran Bapak Menteri sangat kami hargai. Kami menyambut baik peningkatan tipe rumah sakit ini sebagai bagian dari program quick win Presiden Prabowo,” tambahnya.
Hugua juga menekankan pentingnya pengawasan dalam pembangunan agar sesuai standar dan tidak terjadi penyimpangan anggaran. Ia mengajak semua pihak yang terlibat untuk bersinergi memastikan rumah sakit tersebut dibangun dengan kualitas terbaik.
Menkes: Peningkatan RS Butur untuk Atasi Penyakit Mematikan Tanpa Perlu Dirujuk
Sebelum groundbreaking, Menkes Budi Gunadi Sadikin, menyempatkan diri menjenguk seorang pasien bernama Aslan (29). Diketahui, pasien Aslan, harus dirujuk ke rumah sakit di Kota Baubau, karena alas CT Scan tidak dimiliki di RSUD Butur.
Dalam sambutannya, Menkes menegaskan bahwa program peningkatan rumah sakit tipe D menjadi tipe C bertujuan agar pasien tidak perlu lagi dirujuk jauh ke Baubau atau Kendari, yang bisa memakan waktu 5 hingga 6 jam.
“Presiden Prabowo menugaskan saya membangun 66 rumah sakit di daerah terpencil. Rumah sakit Butur harus bisa menangani penyakit seperti stroke, jantung, kanker, ginjal, hingga kesehatan ibu dan anak. Itu semua harus bisa selesai di sini,” tegas Menkes.
Ia juga menyinggung kasus seorang pasien bernama Aslan, 29 tahun, yang terpaksa dirujuk hanya karena ketiadaan alat CT Scan. Ke depan, fasilitas seperti CT Scan dan alat kemoterapi akan tersedia di Butur, sehingga pasien tak perlu lagi menempuh jalan “bencana”.
Menkes menargetkan pembangunan rampung dalam 12 bulan ke depan dan meminta pengawasan ketat dari pihak daerah.
“Pak Presiden tidak mau bangunan yang jelek. Kalau Pak Wagub dan Bupati berkenan, saya siap bantu dari segi pengawasan dan perencanaan. Kita ingin RS Butur memiliki kualitas setara rumah sakit swasta terbaik di Jakarta,” ujar Menkes.
Redaksi