WAKATOBI, tirtamedia.id – Anggota Komisi IV DPR RI, Jaelani, komitmen perjuangkan kepentingan dan kesejahteraan nelayan di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Penegasan komitmen ini disampaikan Jaelani, di sela-sela reses Masa Sidang III Tahun 2025, pada 4 dan 5 Oktober 2025.
Pada kesempatan ini, Jaelani, juga menyempatkan menghadiri acara tahunan Wakatobi Wonderful Festival and Expo (Wakatobi Wave).
Masa reses ini dimanfaatkan Jaelani, berinteraksi langsung dengan masyarakat, khususnya komunitas nelayan, di beberapa titik di Wakatobi.
Agenda reses yang padat ini menjadi wadah untuk menyerap aspirasi dan mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat pesisir.
Pada Sabtu, 4 Oktober 2025, Jaelani memulai kegiatannya di Wangi-Wangi Selatan, tepatnya di Mola Nelayan Bakti. Dilanjutkan sore, pukul 15.30 Wita, di Desa Wapia-pia, Wangi-Wangi.
Kegiatan berlanjut pada Minggu, 5 Oktober 2025, dengan fokus di Pulau Kaledupa. Titik-titik pertemuannya di Desa Balasuna Selatan, Kaledupa, di Desa Ambeua Raya dan Desa Sama Bahari.
Dalam setiap pertemuan, Jaelani mendengarkan berbagai isu, mulai dari kebutuhan alat tangkap, permodalan usaha perikanan, hingga upaya menjaga keberlanjutan sumber daya laut.
Khusus di Kaledupa, Jaelani juga berkomitmen akan memberikan dukungan kepada masyarakat petani di daerah tersebut.
Pria yang akrab disapa Bang Jay ini berkomitmen akan membawa setiap aspirasi ini ke DPR RI untuk diadvokasi dan diimplementasikan melalui kebijakan pro-nelayan dan pertanian di Kaledupa.
“Saya selaku anggota Komisi IV di DPR RI memiliki komitmen untuk memberikan dukungan maksimal kepada masyarakat nelayan di Kabupaten Wakatobi. InsyaAllah kita diberikan umur panjang agar terus berjuang untuk kepentingan masyarakat di Sulawesi Tenggara,” kata Jaelani.
Menurutnya, Wakatobi adalah salah satu kabupaten yang telah memiliki nama besar di dunia. Keindahan lautnya menjadi salah satu primadona bagi wisatawan mancanegara.
“Sumber daya laut Wakatobi harus dijaga bersama. Tentunya, harus ditopang dengan kesejahteraan para nelayan. Untuk itu, saya akan terus memastikan bahwa pemerintah memiliki keberpihakan kepada nelayan, khususnya nelayan di Wakatobi ini,” tambah Ketua DPW PKB Sultra ini.
Jaelani, merupakan anggota Komisi IV DPR RI, dengan mitra kerjanya Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kehutanan, Badan Urusan Logistik (Bulog), Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Badan Karantina Indonesia.
Kegiatan reses ini disambut baik oleh masyarakat di Kabupaten Wakatobi. Mereka berharap, Jaelani terus memperjuangkan kepentingan nelayan di daerah tersebut.
“Masyarakat membutuhkan dukungan dari pemerintah melalui aspirasi anggota DPR RI terkait dengan bantuan alat tangkap nelayan. Hal ini untuk mengurangi biaya produksi nelayan,” kata salah satu warga yang hadir dalam reses Jaelani.
Hadiri Puncak Wakatobi Wave 2025
Selain agenda reses, Jaelani juga menghadiri rangkaian acara Wakatobi Wonderful Festival and Expo (Wakatobi Wave) yang digelar pada 3–5 Oktober 2025. Festival ini merupakan ajang promosi pariwisata sekaligus konservasi yang menampilkan kekayaan alam dan budaya Wakatobi.
Wakatobi Wave tahun ini tidak hanya mengajak pengunjung untuk menjelajahi keindahan bawah laut Wakatobi yang tersohor, tetapi juga menjadi momentum penting untuk aksi konservasi.
Festival dimeriahkan dengan berbagai kegiatan seperti pagelaran seni dan budaya, atraksi budaya masyarakat Bajo, parade perahu hias, dan pameran kuliner khas daerah.
Kehadiran Jaelani dalam festival ini menunjukkan dukungannya terhadap upaya pemerintah daerah dalam memajukan sektor pariwisata yang berbasis pada kearifan lokal dan keberlanjutan lingkungan.
Dia berharap, pariwisata dan sektor perikanan dapat berjalan selaras, di mana keberhasilan pariwisata dapat berdampak positif pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat nelayan.
“Wakatobi Wave adalah showcase dari potensi besar Wakatobi. Kami berkomitmen, bahwa kemajuan pariwisata tidak boleh mengorbankan nelayan, tetapi justru harus menjadi daya ungkit kesejahteraan mereka, sembari kita menjaga kelestarian lingkungan laut yang menjadi sumber kehidupan,” tutup Jaelani.
Redaksi